METODE
PEMBELAJARAN SEJARAH
A.
Pengertian
Metode Pembelajaran
Metode merupakan langkah operasional
dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga
bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan
dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan
menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran.
Istilah metode dapat digunakan dalam
berbagai bidang kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976),
metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai
sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris),
artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas
jelas bahwa pengertian Metode pada
prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan,
dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun
keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis,
terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan
ini yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan
kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi
antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan
interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi
dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau
banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan
berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut
dapat tercapai.
Metode dalam pembelajaran tidak hanya
berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar
dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping
sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan
pembelajaran sehingga warga belajar dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar
secara tepat. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
B.
Macam-macam
Metode Pembelajaran Sejarah
Pada dasarnya guru adalah seorang
pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya
untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu
menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus
dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling
penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat
menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan
demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan
menggunakan metode pembelajaran
yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan
berbagai metode pembelajaran. Disini saya akan memaparkan beberapa metode pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran sejarah, yaitu:
1.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi
adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan
kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya
atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak
terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses
demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi
dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran,
demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran
ekspositori dan inkuiri.
2.
Metode
Cooperative Learning
Model
pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang
mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran Cooperative Learning
dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur.
Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan
pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama
dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua
orang atau lebih.
Pembelajaran
kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham
konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu
teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
3.
Metode
Skematik
pembelajaran
sejarah skematik merupakan pilihan metode pembelajaran untuk memecahkan
masalah perbaikan atau terobosan dalam
bidang pembelajaran sejarah di SMA. Istilah “skematik” terinspirasi oleh kata
”scheme” dalam teori psikologi kognitif
Piaget tentang belajar. Inti dari pembelajaran konstruktivistik menurut Piaget adalah siswa
dalam menyerap informasi yang akan
dimasukkan dalam benaknya melalui adaptasi, dan berbentuk skema-skema
(schemes). Dalam adaptasi ini memuat proses asimilasi, yaitu manakala informasi
yang masuk dalam benak siswa sesuai dengan skema-skema yang sudah dimilikinya.
Jika belum cocok, siswa melakukan modifikasi atau bahkan membuat skema baru,
dan ini disebut proses akomodasi.
Sebagaimana
dalam pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran lainnya, tidak semua materi
dapat menggunakan pendekatan konstruktivisme. Apalagi dalam mata pelajaran
sejarah yang sifatnya lebih dominan pada kemampuan memahami untuk “diingat-ingat,” sudah barang tentu tidak
semua topik dapat diajarkan dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik.
Namun demikian, yang lebih utama dalam pembelajaran sejarah skematik ini adalah
orientasi atau fokus guru dalam mengajarkan konsep-konsep sejarah senantiasa
berupaya melibatkan siswa aktif berpikir dan mengkonstruksi pengetahuan dalam
benaknya dengan bantuan mengamati gambar-gambar, peta, grafik, skema, sketsa,
foto atau bantuan benda manipulatif lainnya.
4. Metode Study Tour (Karya
wisata)
Metode study
tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta
didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya
peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil
kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
Menurut
Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar
atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan
teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak
siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari
atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil,
toko serba ada, dan sebagainya.
Menurut
Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan
sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut
menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin
dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam
pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar,
meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil
kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa
mata pelajaran.
5. Metode Inquiry
Metode inquiry
adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang
telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai
subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234).
Inquiry pada
dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut
peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan
intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar
menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui
metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.
Metode inquiry
menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan
guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu
masalah ke kelas
6. Metode
simulasi,
Metode Simulasi yaitu cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan
sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran
dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya.
Jenis-jenis simulasi adalah:
a.
sosiodrama, yaitu metode
pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan fenomena sosial;
b.
psikodrama, yaitu
metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari
permasalahan-permasalahan psikologis;
c.
role
playing, yaitu metode pembelajaran bermain peran sebagai
bagian dari simulasi yang di arah kan untuk rekreasi peristiwa
sejarah, peristiwa aktual, atau kejadian-kejadi an yang mungkin muncul
pada masa yang akan datang (Sanjaya, 2006: 18-22).
7.
Metode Make
a match
Metode make
a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat
diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa
disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas
waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Teknik
metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh
Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan.
8.
Metode diskusi ( Discussion method )
Muhibbin
Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang
sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini
lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi
bersama ( socialized recitation ).
Metode
diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
1.
Mendorong siswa berpikir kritis.
2.
Mendorong siswa mengekspresikan
pendapatnya secara bebas.
3.
Mendorong siswa menyumbangkan buah
pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
4.
Mengambil satu alternatif jawaban
atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan
yang seksama.
C.
Langkah-langkah
Metode Pembelajaran Sejarah
1. Metode demonstrasi
Langkah-langkah
:
1) Tahap
Persiapan
Pada tahap
persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
a.
Rumuskan tujuan yang harus dicapai
oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa
aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
b.
Persiapkan garis besar
langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
c.
Garis-garis besar langkah demostrasi
diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
d.
Lakukan uji coba demonstrasi.
e.
Uji coba meliputi segala peralatan
yang diperlukan.
2)
Tahap Pelaksanaan
a.
Langkah pembukaan.
Sebelum demonstrasi dilakukan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:
Ø
Aturlah tempat duduk yang
memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan.
Ø
Kemukakan tujuan apa yang harus
dicapai oleh siswa.
Ø
Kemukakan tugas-tugas apa yang harus
dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang
dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b.
Langkah pelaksanaan demonstrasi.
Ø
Mulailah demonstrasi dengan
kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui
pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk
tertarik memperhatikan demonstrasi
Ø
Ciptakan suasana yang menyejukkan
dengan menghindari suasana yang menegangkan.
Ø
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti
jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
Ø
Berikan kesempatan kepada siswa
untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demonstrasi itu.
c.
Langkah mengakhiri demonstrasi.
Apabila demonstrasi selesai
dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas
tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah
siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang
relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang
jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
2. Metode Cooperative
Learning
Langkah-langahnya :
a.
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.
b.
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
c.
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien.
d.
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
e.
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
f.
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai upaya atau hasil belajar individu kelompok.
3. Metode Skematik
a.
Kegiatan
Awal
Fase pembukaan
Guru membuka pembelajaran, menyampaikan tujuan atau indikator pembelajaran,
memeriksa pengetahuan prasyarat siswa, memberi motivasi, dan mengaitkan dengan
masalah sehari-hari jika memungkinkan.
b.
Kegiatan
inti
·
Fase ikonik
Pada fase
ini guru menjelaskan konsep-konsep dan prinsip-prinsip sejarah dengan
pendekatan ikonik, yakni menjelaskan dengan menggunakan bantuan gambar-gambar,
peta, grafik, tabel, skema, sketsa atau menggunakan bantuan benda manipulatif
lainnya yang sesuai dengan materi pembelajaran.
·
Fase
diskusi
Pada fase
ini siswa diberi tugas kelompok, misalnya memahami suatu topik atau tema
sejarah. Siswa diminta menyusun kerangka pemikiran dalam topik atau tema
tersebut dengan cara membuat atau menggunakan gambar, peta, grafik, tabel,
skema atau sketsa. Hasilnya
dipresentasikan di depan kelas.
·
Fase
simbolik
Pada fase
ini siswa diminta menulis hal-hal penting berkaitan dengan pengertian,
definisi, karakteristik, konsep-konsep dan prinsip-prinsip sejarah yang dipresentasikan oleh temannya.
Jika siswa mengalami kesulitan guru memberikan bantuan dengan cara menuliskan
kesimpulan dan makna dari materi yang dipelajari. .
c.
Kegiatan
akhir
Fase penutup
Guru bersama sisiwa merangkum,memberi tugas misalnya pekerjaan rumah, dan
menutup pembelajaran.
4. Metode Karya Wisata
Langkah-langkahnya yaitu :
a. Persiapan,
dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan
pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk
merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi
tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta
mengirim utusan.
b. Pelaksanaan
karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu
petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama,
mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok
sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu.
c. Akhir
karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil
karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang
diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik,
gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
5. Metode Inquiri
Langkah-langkahnya menurut (Mulyasa, 2005:236) yaitu :
a. Guru
memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan
diajarkan.
b. Memberikan
tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa
didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.
c. Guru
memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan
peserta didik.
d. Resitasi
untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.
e. Siswa
merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
6. Metode Simulasi
Ex: Metode role playing Langkah-langkah :
1) Guru
menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2) Menunjuk
beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM
3) Guru
membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4) Memberikan
penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5) Memanggil
para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan
6) Masing-masing
siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati
skenario yang sedang diperagakan
7) Setelah
selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja
untuk membahas
8) Masing-masing
kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9) Guru
memberikan kesimpulan secara umum
10) Evaluasi
11) Penutup
7.
Metode Make
a match
Langkah-langkah
penerapan metode make a match sebagai berikut:
a.
Guru menyiapkan beberapa kartu yang
berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian
kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
b.
Setiap siswa mendapatkan sebuah
kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
c.
Tiap siswa memikirkan jawaban/soal
dari kartu yang dipegang.
d.
Setiap siswa mencari pasangan kartu
yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama
tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam
bahasa latin (ilmiah).
e.
Setiap siswa yang dapat mencocokkan
kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
f.
Jika siswa tidak dapat mencocokkan
kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu
jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
g.
Setelah satu babak, kartu dikocok
lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian
seterusnya.
h.
Siswa juga bisa bergabung dengan 2
atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.
i.
Guru bersama-sama dengan siswa
membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
8. Metode Diskusi
Langkah-langkahnya :
- Guru membagi menjadi kelompok-kelompok kecil
- Guru memberikan permasalahaan
- Setelah itu siswa disuruh untik berdiskusi dengan kelompoknya.
- Kemudian siswa disuruh menyampaikan penyelesaian permasalahan yang sudah di diskusikan oleh kelompok masing-masing.
- Masing-masing kelompok di minta untuk mengkritik dan bertanga kepada salah satu kelompok kecl itu.
- Guru menambahkan jawaban siswa
D.
Kelebihan
dan Kekurangan
1.
Metode
Demonstrasi
Kelebihan :
a.
Melalui metode demonstrasi terjadinya
verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan
bahan pelajaran yang dijelaskan.
b.
Proses pembelajaran akan lebih
menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang
terjadi.
c.
Dengan cara mengamati secara
langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan
kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
Kekurangan :
a.
Metode demonstrasi memerlukan
persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi
bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan
sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus
beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang
banyak.
b.
Demonstrasi memerlukan peralatan,
bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini
memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
c.
Demonstrasi memerlukan kemampuan dan
keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih
profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi
guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
2.
Metode
Cooperative Learning
3.
Metode
Skematik
Kelebihan
nya adalah metode ini diharapkan mampu membangun bangsa menjadi terhambat,
karena siswa di kelas kurang tertarik dan jemu dalam mempelajari sejarah.
4.
Metode
Karya Wisata
Kelebihan
Metode ini :
a.
Siswa dapat
berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada
obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan
mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan
tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka,
b.
Siswa dapat melihat
berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan
dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman
mereka,
c.
dalam kesempatan ini
siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk
memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan
bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek, (d) Dengan
obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan
pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
Kekurangan :
a.
Fasilitas yang
diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa atau
sekolah,
b.
Sangat memerlukan
persiapan dan perencanaan yang matang,
c.
memerlukan koordinasi
dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan
kegiatan selama karya wisata,
d.
dalam karya wisata
sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang
unsure studinya menjadi terabaikan,
e.
Sulit mengatur siswa
yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang
menjadi permasalahan.
5.
Metode
Inquiry
Kelebihan
metode ini yaitu :
a.
Dapat membentuk dan
mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang
konsep dasar ide-ide dengan lebih baik.
b.
Membantu dalam
menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
c.
Mendorong siswa untuk
berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan
terbuka.
d.
Mendorong siswa untuk
berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
e.
Memberi kepuasan yang
bersifat intrinsik.
f.
Situasi pembelajaran
lebih menggairahkan.
g.
Dapat mengembangkan
bakat atau kecakapan individu.
h.
Memberi kebebasan siswa
untuk belajar sendiri.
i.
Menghindarkan diri dari
cara belajar tradisional.
j.
Dapat memberikan waktu
kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi
informasi.
6. Metode Simulasi
7. Metode Make
a match
Kelebihan
:
1.
mampu menciptakan suasana belajar
aktif dan menyenangkan
2.
materi pembelajaran yang disampaikan
lebih menarik perhatian siswa
3.
mampu meningkatkan hasil belajar
siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal 87,50%.
Kelemahan :
1.
diperlukan bimbingan dari guru untuk
melakukan kegiatan
2.
waktu yang tersedia perlu dibatasi
jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
3.
guru perlu persiapan bahan dan alat
yang memadai
8.
Metode Diskusi
Kelebihan metode diskusi sebagai
berikut :
1. Menyadarkan
anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
2. Menyadarkan
ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara
konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3. Membiasakan
anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai
berikut :
1. tidak dapat
dipakai dalam kelompok yang besar.
2. Peserta
diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3. Dapat
dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
4. Biasanya
orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Metode
pembelajaran sejarah yang paling cocok adalah Metode Debat. Pembelajaran
model Debat dilakukan dengan pemberian materi berupa masalah yang sedang hangat
dibicarakan saat itu. Pertama-tama masalah yang akan diperdebatkan dibacakan
dengan pemberian beberapa ilustrasi yang sudah terjadi, kemudian siswa yang
telah dibagi menjadi dua kelompok diminta untuk memberi tanggapan, pertama
kelompok kontra diberi kesempatan untuk menolak atau tidak setuju dengan
ilustrasi yang diberikan dengan memberikan alasan-alasan yang logis dari
berbagai sudut pandang. Setelah itu kelompok pro diminta untuk menyanggah apa
yang telah disampaikan oleh kelompok kontra juga dengan pemberian alasan-alasan
yang logis. Proses debat tersebut dilakukan secara terus menerus sehingga siswa
benar-benar berfikir semaksimal mungkin kemudian mengungkapkanya di depan
forum. Untuk menghindari kebosanan kedua kelompok diadakan pertukaran posisi
dan permasalahan yang berbeda-beda, yaitu kelompok pro berubah menjadi kelompok
kontra dan begitu juga sebaliknya.
Dalam
pelaksanaan model pembelajaran debat ini sangat diperlukan seorang pembimbing
untuk mengendalikan keadaan kelas, karena apabila sudah terjadi perdebatan
setiap kelompok tidak ada yang mau mengalah dan semakin lama perdebatan akan
semakin memanas sehingga kehadiran seorang pembimbing sangat diperlukan. Siswa
dilatih mengutarakan pendapat/pemikirannya dan bagaimana mempertahankan
pendapatnya dengan alasan-alasan yang logis dan dapat
dipertanggungjawabkan. Bukan berarti siswa diajak saling bermusuhan, melainkan
siswa belajar bagaimana menghargai adanya perbedaan.Yang diharuskan bagi para
peserta debat adalah tidak diperkenankan menggunakan kata-kata yang kasar atau
tidak baik agar siswa terlatih untuk berbicara dengan baik dan teratur.
Guru sejarah juga dapat menggunakan metode Role
Playing. Metode ini digunakan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap materi
yang disampaikan oleh tenaga didik. Jika anda mengampu mata pelajaran sejarah,
ekonomi, maka metode ini sangay cocok untuk dicoba.
Berikut
langkah-langkah dalam penerapanya
- Role playing merupakan metode bermain peran, dimana setiap materi dan penokohan baik dari segi sejarah dan pelaku ekonomi misalnya maka akan dibutuhkan peran yang dimainkan oleh siswa
- Pemilihan peran ini bisa anda embankan untuk para siswa dalam lingkup kelompk
- Berikan materi yang akan dijadikan pembelajaran “Role Playing”. Sebagai tahap awal pendalaman karakter yang akan diperankan
- Take action, disini seorang guru bisa merekam hasil metode pembelajaran ini dan bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang akan datang.
Metode lainnya yaitu Make a Ma
Metode make match baik digunakan jika suasana kelas
mulai sepi dan para murid sudah tidak memperhatikan pelajaran .Perancangan
metode ini sangat simple, berikut beberapa langkah yang anda lakukan.
Persiapkan kartu, jumlah kartu
yang disediakan jumlahnya sama dengan jumlah siswa.
- Jika jumlah siswa 40 orang, maka anda harus membuat soal 20 dan jawaban 20
- Selanjutnya, soal yang 20 ini dibagi dengan siswa dan jawaban yang 20 juga
- Setelah dibagi maka guru memandu metode ini untuk dijalankan
- Jika ingin lebih seru lagi, buatlah satu atau dua soal dan jawaban yang tidak cocok alias salah.
0 komentar:
Posting Komentar