Pages

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

About

Followers

Sabtu, 18 Januari 2014


METODE PEMBELAJARAN SEJARAH


A.      Pengertian Metode Pembelajaran
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran.
Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian Metode pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan ini yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.
Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

B.       Macam-macam Metode Pembelajaran Sejarah
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Disini saya akan memaparkan beberapa metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sejarah, yaitu:
1.         Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada  siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya  atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
2.         Metode Cooperative Learning
Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
3.      Metode Skematik
pembelajaran sejarah skematik merupakan pilihan metode pembelajaran untuk memecahkan masalah  perbaikan atau terobosan dalam bidang pembelajaran sejarah di SMA. Istilah “skematik” terinspirasi oleh kata ”scheme” dalam teori psikologi kognitif  Piaget tentang belajar. Inti dari pembelajaran  konstruktivistik menurut Piaget adalah siswa dalam menyerap informasi  yang akan dimasukkan dalam benaknya melalui adaptasi, dan berbentuk skema-skema (schemes). Dalam adaptasi ini memuat proses asimilasi, yaitu manakala informasi yang masuk dalam benak siswa sesuai dengan skema-skema yang sudah dimilikinya. Jika belum cocok, siswa melakukan modifikasi atau bahkan membuat skema baru, dan ini disebut proses akomodasi.
Sebagaimana dalam pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran lainnya, tidak semua materi dapat menggunakan pendekatan konstruktivisme. Apalagi dalam mata pelajaran sejarah yang sifatnya lebih dominan pada kemampuan memahami untuk  “diingat-ingat,” sudah barang tentu tidak semua topik dapat diajarkan dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik. Namun demikian, yang lebih utama dalam pembelajaran sejarah skematik ini adalah orientasi atau fokus guru dalam mengajarkan konsep-konsep sejarah senantiasa berupaya melibatkan siswa aktif berpikir dan mengkonstruksi pengetahuan dalam benaknya dengan bantuan mengamati gambar-gambar, peta, grafik, skema, sketsa, foto atau bantuan benda manipulatif lainnya.
4.      Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.
Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
5.      Metode Inquiry
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234).
Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.
Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas
6.      Metode simulasi,
Metode Simulasi yaitu cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Jenis-jenis simulasi adalah:
a.      sosiodrama, yaitu metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial;
b.      psikodrama, yaitu metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis;
c.       role playing, yaitu metode pembelajaran bermain peran sebagai bagian dari simulasi yang di arah kan untuk rekreasi peristiwa sejarah, peristiwa aktual, atau kejadian-kejadi an yang mungkin muncul pada masa yang akan datang (Sanjaya, 2006: 18-22).
7.      Metode Make a match
Metode make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
8.      Metode diskusi ( Discussion method )
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
1.        Mendorong siswa berpikir kritis.
2.        Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
3.        Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
4.        Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.

C.      Langkah-langkah Metode Pembelajaran Sejarah
1.      Metode demonstrasi
Langkah-langkah :
1)      Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
a.       Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
b.      Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
c.       Garis-garis besar langkah demostrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
d.      Lakukan uji coba demonstrasi.
e.       Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.
2)      Tahap Pelaksanaan
a.         Langkah pembukaan.
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:
Ø  Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
Ø  Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
Ø  Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b.    Langkah pelaksanaan demonstrasi.
Ø  Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi
Ø  Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
Ø  Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
Ø  Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
c.    Langkah mengakhiri demonstrasi.
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
2.      Metode Cooperative Learning
Langkah-langahnya :
a.       Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
b.      Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
c.       Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
d.      Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
e.       Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
f.       Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu kelompok.
3.      Metode Skematik
a.       Kegiatan Awal
Fase pembukaan
Guru membuka pembelajaran, menyampaikan tujuan atau indikator pembelajaran, memeriksa pengetahuan prasyarat siswa, memberi motivasi, dan mengaitkan dengan masalah sehari-hari jika memungkinkan.
b.      Kegiatan inti
·         Fase ikonik
Pada fase ini guru menjelaskan konsep-konsep dan prinsip-prinsip sejarah dengan pendekatan ikonik, yakni menjelaskan dengan menggunakan bantuan gambar-gambar, peta, grafik, tabel, skema, sketsa atau menggunakan bantuan benda manipulatif lainnya yang sesuai dengan materi pembelajaran.
·         Fase diskusi
Pada fase ini siswa diberi tugas kelompok, misalnya memahami suatu topik atau tema sejarah. Siswa diminta menyusun kerangka pemikiran dalam topik atau tema tersebut dengan cara membuat atau menggunakan gambar, peta, grafik, tabel, skema atau sketsa.  Hasilnya dipresentasikan di depan kelas.
·         Fase simbolik
Pada fase ini siswa diminta menulis hal-hal penting berkaitan dengan pengertian, definisi, karakteristik, konsep-konsep dan prinsip-prinsip  sejarah yang dipresentasikan oleh temannya. Jika siswa mengalami kesulitan guru memberikan bantuan dengan cara menuliskan kesimpulan dan makna dari materi yang dipelajari. .
c.       Kegiatan akhir
Fase penutup
Guru bersama sisiwa merangkum,memberi tugas misalnya pekerjaan rumah, dan menutup pembelajaran.
4.      Metode Karya Wisata
Langkah-langkahnya yaitu :
a.       Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan.
b.      Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu.
c.       Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
5.      Metode Inquiri
Langkah-langkahnya  menurut (Mulyasa, 2005:236) yaitu :
a.       Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan.
b.      Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.
c.       Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik.
d.      Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.
e.      Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
6.      Metode Simulasi
Ex: Metode role playing Langkah-langkah :
1)      Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2)      Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM
3)      Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4)      Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5)      Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
6)      Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
7)      Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
8)      Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9)      Guru memberikan kesimpulan secara umum
10)  Evaluasi
11)  Penutup
7.      Metode Make a match
Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut:
a.    Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
b.    Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
c.    Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
d.   Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).
e.    Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
f.     Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
g.    Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
h.    Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.
i.      Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
8.      Metode Diskusi
Langkah-langkahnya :
    1. Guru membagi menjadi kelompok-kelompok kecil
    2. Guru memberikan permasalahaan
    3. Setelah itu siswa disuruh untik berdiskusi dengan kelompoknya.
    4. Kemudian siswa disuruh menyampaikan penyelesaian permasalahan yang sudah di diskusikan oleh kelompok masing-masing.
    5. Masing-masing kelompok di minta untuk mengkritik dan bertanga kepada salah satu kelompok kecl itu.
    6. Guru menambahkan jawaban siswa
D.      Kelebihan dan Kekurangan
1.      Metode Demonstrasi
Kelebihan :
a.       Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b.      Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
c.       Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Kekurangan :
a.       Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
b.      Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
c.       Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
2.      Metode Cooperative Learning
3.      Metode Skematik
Kelebihan nya adalah metode ini diharapkan mampu membangun bangsa menjadi terhambat, karena siswa di kelas kurang tertarik dan jemu dalam mempelajari sejarah.
4.      Metode Karya Wisata
Kelebihan Metode ini :
a.       Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka,
b.      Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka,
c.       dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek, (d) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
Kekurangan :
a.       Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah,
b.      Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang,
c.       memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata,
d.      dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan,
e.      Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
5.      Metode Inquiry
Kelebihan metode ini yaitu :
a.       Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik.
b.      Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
c.       Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
d.      Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
e.      Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
f.        Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
g.       Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
h.      Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
i.         Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional.
j.        Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
6.      Metode Simulasi
7.      Metode Make a match
Kelebihan :
1.        mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan
2.        materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
3.        mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal 87,50%.
Kelemahan :
1.        diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
2.        waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
3.        guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai
8.      Metode Diskusi
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
1.      Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
2.      Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3.      Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
1.      tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
2.      Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3.      Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
4.      Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Metode pembelajaran sejarah yang paling cocok adalah Metode Debat. Pembelajaran model Debat dilakukan dengan pemberian materi berupa masalah yang sedang hangat dibicarakan saat itu. Pertama-tama masalah yang akan diperdebatkan dibacakan dengan pemberian beberapa ilustrasi yang sudah terjadi, kemudian siswa yang telah dibagi menjadi dua kelompok diminta untuk memberi tanggapan, pertama kelompok kontra diberi kesempatan untuk menolak atau tidak setuju dengan ilustrasi yang diberikan dengan memberikan alasan-alasan yang logis dari berbagai sudut pandang. Setelah itu kelompok pro diminta untuk menyanggah apa yang telah disampaikan oleh kelompok kontra juga dengan pemberian alasan-alasan yang logis. Proses debat tersebut dilakukan secara terus menerus sehingga siswa benar-benar berfikir semaksimal mungkin kemudian mengungkapkanya di depan forum. Untuk menghindari kebosanan kedua kelompok diadakan pertukaran posisi dan permasalahan yang berbeda-beda, yaitu kelompok pro berubah menjadi kelompok kontra dan begitu juga sebaliknya.
Dalam pelaksanaan model pembelajaran debat ini sangat diperlukan seorang pembimbing untuk mengendalikan keadaan kelas, karena apabila sudah terjadi perdebatan setiap kelompok tidak ada yang mau mengalah dan semakin lama perdebatan akan semakin memanas sehingga kehadiran seorang pembimbing sangat diperlukan. Siswa dilatih mengutarakan pendapat/pemikirannya dan bagaimana mempertahankan pendapatnya dengan alasan-alasan  yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Bukan berarti siswa diajak saling bermusuhan, melainkan siswa belajar bagaimana menghargai adanya perbedaan.Yang diharuskan bagi para peserta debat adalah tidak diperkenankan menggunakan kata-kata yang kasar atau tidak baik agar siswa terlatih untuk berbicara dengan baik dan teratur.

Guru sejarah juga dapat menggunakan metode Role Playing. Metode ini digunakan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh tenaga didik. Jika anda mengampu mata pelajaran sejarah, ekonomi, maka metode ini sangay cocok untuk dicoba.
Berikut langkah-langkah dalam penerapanya
  •  Role playing merupakan metode bermain peran, dimana setiap materi dan penokohan baik dari segi sejarah dan pelaku ekonomi misalnya maka akan dibutuhkan peran yang dimainkan oleh siswa
  • Pemilihan peran ini bisa anda embankan untuk para siswa dalam lingkup kelompk
  • Berikan materi yang akan dijadikan pembelajaran “Role Playing”.  Sebagai tahap awal pendalaman karakter yang akan diperankan
  • Take action, disini seorang guru bisa merekam hasil metode pembelajaran ini dan bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang akan datang.
Metode lainnya yaitu Make a Ma
Metode make match baik digunakan jika suasana kelas mulai sepi dan para murid sudah tidak memperhatikan pelajaran .Perancangan metode ini sangat simple, berikut beberapa langkah yang anda lakukan.
 Persiapkan kartu, jumlah kartu yang disediakan  jumlahnya sama dengan jumlah siswa.
  • Jika jumlah siswa 40 orang, maka anda harus membuat soal 20 dan jawaban 20
  • Selanjutnya, soal yang 20 ini dibagi dengan siswa dan jawaban yang 20 juga
  • Setelah dibagi maka guru memandu metode ini untuk dijalankan
  • Jika ingin lebih seru lagi, buatlah satu atau dua soal dan jawaban yang tidak cocok alias salah.